2018 Telkom Luncurkan Satelit Koneksi Internet 100 Gbps

Telkom sudah memastikan akan menggantikan Satelit Telkom-1 di tahun 2018 nanti. Satelit pengganti yang di beri nama Telkom-4 itu nanti akan memakai teknologi satelit broadband yang mampu memberikan akses internet hingga 100 Gbps.

President Direktur Telkom Metra Teguh Wahyono menjelaskan bahwa segala sesuatunya mengenai persiapan untuk mengirimkan satelit itu ke orbitnya sedang di bahas. Sehingga dapat diluncurkan sesuai jadwalnya yaitu pada tahun 2018. Persiapan di lakukan dari sekarang karena pemesanan untuk satelitnya itu sendiri membutuhkan waktu kurang lebih dua tahun.

Beliau juga menjelaskan kenapa strategi Telkom untuk menanamkan modal pada teknologi satelit, ini disebabkan kondisi di Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang dipisahkan oleh laut. Sehingga belum semua wilayah bisa terkoneksi menggunakan kabel ataupun seluler.

Ditambah lagi dengan adanya data di Telkom yang memperlihatkan bahwa di Indonesia ada sekitar 30 juta rumah yang masih belum bisa terkoneksi ke internet. Ini karena lokasi mereka yang terletak di remote area yang sulit di jangkau apabila menggunakan infrastruktur kabel.

Sekarang ini satelit yang ada hanya bisa menyediakan koneksi internet dengan kemampuan download kecepatan maksimalnya 2 Mbps , sementara upload maksimal hanya 0.5 Mbps.

Saat ini internet sudah makin berkembang isinya sudah lebih ke arah multimedia, sehingga akses yang sudah ada sekarang sudah tidak mencukupi. Hal ini tentunya sudah sangat di sadari oleh Telkom.

Teguh pun menjelaskan bahwa saat ini teknologi yang digunakan masih memakai transponder. Nanti pada Satelit Telkom-4 teknologi yang di gunakan adalah broadband satellite, jadi bisa langsung bisa sampai 100 Gbps.

Baru-baru saja, Space System Loral (SSL) telah memberitahukan ke publik bahwa mereka telah diberi mandat oleh Telkom untuk menyediakan satelit Telkom-4 yang nanti akan di pakai untuk jasa fixed satellite di Indonesia, India, dan Asia Tenggara.

Menurut President SSL, John Celli, ini sudah ketiga kalinya menerima order untuk perusahaan yang berasal dari Indonesia. Dia juga merasa bangga dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan infrastruktur khususnya di Indonesia dan umumnya di kawasan Asia.

Berdasarkan rencana yang sudah dibuat satelit Telkom-4 nanti akan memakai platform SSL 1300 dan di rancang untuk mampu beroperasi selama 15 tahun.

Alex Janangkih Sinaga menyampaikan bahwa satelit di perlukan sebagai teknologi tambahan karena banyaknya pulau-pulau di Indonesia.

Beliau juga menyampaikan, bahwa disamping menggunakan satelit, Telkom juga menggunakan kabel laut yang berfungsi sebagai backbone yang mengkoneksikan pulau-pulau yang ada di Indonesia.

Selain itu, Abdus Somad Arief, Direktur Jaringan Telkom menjelaskan juga bahwa nanti di kuartal ke empat 2016, akan dikirimkan satelit Telkom 3S ke orbitnya. Sementara untuk satelit Telkom-4 nanti di 2018. Dia pun memohon doa restu agar semua berjalan lancar.

Mengenai Satelit Telkom-3S

Perlu diketahui kalau sekarang ini Telkom juga sedang dalam rencana untuk mengirimkan satelit yang akan memakai C-Band dan Ku-Band, yakni Telkom 3S.

Slot orbit 118 derajat BT akan digunakan sebagai jalur orbit Telkom 3S, dimana satelit ini juga akan menggantikan satelit Telkom 3 yang tidak berhasil ditempatkan pada orbitnya pada Agustus 2012.

Pada 14 Juli 2014, Telkom telah mendatangani kontrak untuk pengerjaan satelit Telkom 3S bersama dengan perusahaan Prancis-Italia, yang bernama Thales Alenia Space dengan nilai kontrak sebesar 199.8 juta.

Telkom 3S di rencanakan akan di kirim ke orbit pada akhir 2016 atau awal 2017. Satelit Telkom 3S akan memiliki kapasitas 42 transponder yang dibagi dalam dua bagian, yaitu 32 transponder C-Band dan 10 transponde Ku-Band.

Satelit Telkom-1 akan digantikan oleh satelit Telkom-4, karena satelit Telkom-1 akan berakhir masa beroperasinya di tahun 2018. Nilai modal yang di keluarkan untuk Telkom-4 kurang lebih sebesar USD 200 juta.

Satelit Telkom-1 dibuat oleh Lockhead Martin dari Amerika Serikat, sementara pengiriman ke orbitnya dikerjakan oleh Arianespace dari Eropa. Satelit ini dikirmkan ke orbitnya pada tanggal 13 Agustus 1999, dan telah di set pada slot orbit 108 derajat BT.

Untuk satelit Telkom-4 telah di desain untuk dapat membawa 60 transponder, 36 transponder tersedia untuk di sewa keperluan dalam negeri. Sementara sisanya akan ditawarkan untuk India.

Pada September 2015, Telkom mempunyai aset yang bernilai seperti satelit, stasiun bumi serta perlengkapannya sekitar Rp. 6.6 triliun. Penghasilan yang masuk dari penyewaan transponder satelit bisa didapatkan hingga 423 miliar, kenaikan sekitar 21.5% apabila dilihat periode sebelumnya yaitu sebesar Rp. 348 miliar.

Telkom masih memiliki cukup dana untuk membiayai pembuatan satelit disebabkan adanya pilihan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan nilai obligasi sebesar Rp. 5 triliun. Obligasi tersebut adalah dari sisa PUB di 2015 yang meraih nilai sebesar Rp. 12 triliun. Melihat keuntungan yang di peroleh tahun lalu, Telkomm telah menyiapkan dana Rp. 6,06 triliun untuk meningkatkan usaha, sementara sisanya sebesar Rp. 921,91 digunakan buat membeli perusahaan atau akuisisi.