China Yakinkan Dunia Soal Tata Kelola Internet

China merupakan salah satu negara yang menerapkan sensor paling ketat di dunia terhadap internet. Meskipun begitu, China juga pada pekan ini menjadi tuan rumah satu konferensi di kota kecil di provinsi Zhejiang, China Timur untuk meyakinkan dunia mengenai tata kelola internet.

Daftar perusahaan besar internasional yang hadir mencakup pemimpin Internet raksasa China, Alibaba, dan Foxconn Technology dari Taiwan. Wakil dari Apple, IBM, Microsoft dan Facebook juga hadir. Facebook, Twitter, dan YouTube termasuk dalam daftar panjang situs web yang diblokir di China.

Presiden China, Xi Jinping menyatakan bahwa semua negara seharusnya bersama-sama menentang penyadapan dan peretasan internet. Presiden Xi juga mendesak negara-negara lainnya agar turut melawan apa yang disebut dengan perlombaan senjata dunia maya. Beliau juga berbicara tentang kedaulatan internet.

“Kita harus saling menghormati hak masing-masing untuk menentukan jalur pengembangan internet kita sendiri dan model tata kelola Internet, kebijakan publik internet dan hak setara untuk ikut dalam tata kelola dunia maya internasional,” tegas Xi.

China memang merupakan negara yang menerapkan sensor internet paling ketat di dunia. Namun, negara itu membantah jika memberlakukan aturan menyensor isi internet dengan menegaskan bahwa yang dilakukannya adalah sebatas mengelola informasi. Perusahaan-perusahaan yang ingin beroperasi di China, harus menerima kenyataan/aturan itu atau keluar dari negara tirai bambu ini.

“Penegakan hak-hak hukum bisnis investasi asing tidak akan berubah,” ujar Xi. “Selama hukum China dihormati, kami menyambut baik perusahaan dan pengusaha dari semua negara untuk berinvestasi di China.”

Sebagian komentar di media sosial yang berisi ejekan terhadap China yang menjadi penyelenggara acara tersebut segera dihapus oleh pihak berwenang. Mereka kebanyakan mempertanyakan mengapa pengamanan sekuat itu harus dikerahkan ke satu kota kecil.

“Jika China tidak menyensor, mengapa Facebook dan Twitter bisa diakses di Wuzhen selama konferensi, tetapi tidak di bagian lain China,” ujar Qiao Mu, professor muda dari Beijing Foreign Studies University mengomentari perihal gagasan dari China yang menjadi tuan rumah konferensi tersebut. Quao Mu juga menyatakan bahwa hal itu menggelikan karena China mengawasi internet secara ketat dan membantah melakukan sensor terhadap internet.

Sementara itu, menurut Percy Alpha dari GreatFire.Org, situs web yang memantau pemblokiran situs-situs web di China, mengatakan Xi berusaha menghapus konsep internet sepenuhnya. [MFHP]

Sumber: VOA Indonesia