Bank Indonesia Berhasil Gagalkan Serangan Cyber

Jakarta – Sebuah serangan cyber masif dilaporkan telah menyasar website publik Bank Indonesia. Selain Bank Indonesia, bank sentral Korea Selatan yaitu Bank of Korea mengalami serangan yang sama.

Serangan cyber tersebut diperkirakan ada hubungannya dengan ancaman yang dikeluarkan oleh kelompok hacker Anonymous yang bulan kemaren mengatakan akan melakukan serangan terhadap bank-bank sentral di berbagai belahan dunia. Demikian seperti yang dilansir dari detikINET.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengatakan bahwa pihak BI telah menyiapkan langkah pencegahan terhadap serangan tersebut. 149 negara yang di indikasikan tidak terlalu sering mengakses website mereke diblokir aksesnya. Termasuk beberapa negara kecil di Afrika.

Ronald menyatakan dalam serangan model DdoS (Distributed Denial of Service) itu baik Bank Indonesia ataupun Bank of Korea tidak mengalami kerugian apapun. Sebelumnya beberapa bank sentral sudah pernah mengalami hal serupa dan mereka telah memberikan daftar alamat IP yang dipakai oleh para pelaku.

Setelah terjadinya serangan pada bank sentral Bangladesh bulan Februari lalu seluruh bank sentral di seluruh dunia telah meningkatkan kewaspadaannya. Serangan pada bank sentral Bangladesh tersebut telah menimbulkan kerugian senilai USD 81 juta. Hingga saat ini hacker yang melakukan serangan masih buron.

Ronald menjelaskan digagalkannya serangan cyber pada BI ini karena adanya kerja sama antar bank sentral. “Ada kerjasama regional antara bank sentral. Mereka yang terkena serangan membagikan pengalamannya,” ujarnya.

“Di bulan Mei, kami mengalami sangat banyak gangguan. Mereka coba menyerang reputasi bank. Jadi kami memblokir alamat IP dari negara yang tidak biasanya mengakses kami,” ujar Benny Sadwiko selaku pimpinan bidang sekuriti cyber BI.

Semua serangan yang dilancarkan ke BI berhasil digagalkan. Dari semua serangan tersebut pihak BI menemukan adanya 274 virus dan 67 ribu email spam yang ditujukan ke email server dan website BI hanya dalam waktu setengah hari.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara, menjelaskan bahwa tidak ada serangan cyber secara masif yang menargetkan mereka.

Penyebabnya sebenarnya lebih kepada banyaknya komunikasi digital yang masuk ke Bank Indonesia yang terinfeksi oleh virus, dan kebanyakan institusi publik mengalami hal seperti ini.

“Langkah antisipasi yang normal bagi keamanan komunikasi digital adalah memblokir datangnya komunikasi yang berasal dari negara/wilayah yang tak lazim kecuali ada konfirmasi,” jelasnya kepada detikINET.

“Serangan 247 virus itu biasa kok, ada ribuan email masuk ke BI setiap hari ke 6.000 karyawan kami, dari ribuan email itu 247 mengandung virus lah biasa kan?” ujarnya.