Mengapa Baterai Ponsel Meledak?

Jakarta – Adanya laporan mengenai meledaknya baterai pada Smartphone Samsung terbaru Galaxy Note 7, membuat perusahaan berasal dari negeri ginseng tersebut untuk menghentikan penjualannya. Keputusan tersebut merupakan langkah yang luar biasa diambil oleh Samsung. Seperti dilansir dari BBC.com.

Pihak Samsung menyatakan telah mengidentifikasi permasalahan tersebut yang berasal dari baterai, tetapi tidak disampaikan secara detail.

Namun, hal tersebut bisa saja ditimbulkan oleh pengisian baterai lithium yang terlalu cepat atau kesalahan kecil dari proses produksi, sehingga mengakibatkan hubungan pendek yang dapat menyebabkan baterai meledak.

“Menurut saya harus ada yang peduli dan mendorong ke arah penggunaan teknologi baterai yang lebih aman,” kata Profesor Clare Grey, seorang ahli penyimpanan energi dari Cambridge University.

“Itu harus menjadi fokus penting pada penelitian dan pengembangan industri,” tambahnya.

Namun Profesor Greyu juga mengatakan bahwa orang tidak perlu panik.

“Ketika saya berdiri di bandara, tidak mungkin setiap orang harus menghentikan apa yang mereka lakukan karena kita mengambil baterai dari ponsel mereka,” katanya.

“Kita semua mengambil risiko dalam hidup ini, kita mengendarai mobil dan duduk di atas cairan organik yang sangat mudah terbakar, tetapi tentunya ada teknologi yang membuatnya menjadi aman,” jelasnya.

Saat ini hanya ada 35 laporan yang masuk mengenai kasus Galaxy Note 7 yang terbakar, sementara di seluruh dunia ada sekitar 2,5 juta smartphone anyar dari Samsung itu yang terjual.

Baterai lithium ion yang digunakan oleh Samsung adalah jenis yang umum digunakan saat ini, jadi apa yang membuat baterai tersebut menjadi berbahaya?

Sangat penting bagi kita semua untuk memahami sedikit tentang cara baterai itu bekerja. Sebenarnya cara kerjanya cukup sederhana, didalam baterai ada tiga komponen yaitu katoda, anoda dan lithium.

Katoda dan anoda dipisahkan oleh cairan organik yang disebut elektrolit dan bahan berpori yang disebut separator.
lithium menghantarkan dayanya melalui separator yang ada dalam cairan diantara keduanya.

Apabila pengisian baterai berlangsung terlalu cepat, maka akan menghasilkan panas, piring lithium yang ada di sekitar anoda dapat menimbulkan hubungan pendek.

Kesalahan lain yang dapat menyebabkan hubungan pendek adalah adanya kontaminasi yang berasal dari fragmen kecil logam pada saat proses produksi ketika penyegelan tutup baterai. Ini bisa saja tidak terlihat sampai akhirnya baterai telah terisi beberapa kali, sehinga menyebabkan partikel tersebut menyebar.

Ada beberapa tanda yang memperlihatkan bahwa baterai sudah tidak berfungsi baik, seperti yang dijelaskan Geek Squad pada website mereka.

“Diantaranya, baterai akan mulai membengkak dan muncul tonjolan sebelum akhirnya tidak berfungsi sama sekali, hal itu disebabkan oleh sel-sel internal yang mulai bocor dan pecah,” seperti tertulis di situsnya.

“Namun, tonjolan tidak selalu terjadi, indikasi lain Anda mungkin merasakan bahwa perangkat Anda terasa sedikit lebih hangat dari biasanya . Tapi hal itu juga terjadi pada pemakaian standar ponsel sehari-hari,” tambahnya.

Namun disarankan untuk mengganti setiap baterai apabila indikasi diatas terjadi pada ponsel Anda.